Pemuda dan Sosialisasi
(1) Bila
dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi
memiliki ciri-ciri khas corak atau watak pergerakan/perjuangannya. Sehubungan
dengan itu, sejak kebangkitan nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan
berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an, generasi 45 dan generasi 66
dengan masing-masing ciri khasnya.
(2) Ada
dua regenerasi, yaitu :
a) Regenerasi
yang berlangsung alamiah. Artinya regenerasi berjalan lumrah seperti yang
terjadi pada kelompok dunia tumbuhan dan hewan. Proses regenerasi ini berjalan
sebagai biasa-biasa saja, berlangsung secara alami, tidak diekspos atau
dipublikasikan.
b) Regenerasi
Berencana, artinya proses regenerasi ini sungguh-sungguh
direncanakan/dipersiapkan. Pada masyarakat suku-suku primitif, proses
regenerasi dibakukan dalam lembaga adat yang disebut Inisiasi. Oleh karena itu
sistem regenerasi seperti ini lebih tepat disebut sistem Regenerasi
Kaderisasi.pada hakikatnya, sistem regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat
pada kader pimpinan para suku atau bangsa digembleng serta dipersiapkan sebagai
pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya, menggantikan generasi tua.
Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa, diperlukan untuk mempertahankan
kelangsungan eksistensi serta kesinambungan suatu generasi atau bangsa, di
samping diharapkan terjaminnya kelestaria nilai-nilai budaya nenek moyang yang
dimiliki.
(3) Demi
kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa, pemerintah Singapura telah
menetapkan suatu persyaratan-persyaratan yang ketat dan “berat” untuk memilih
calon-calon kader pimpinan bangsanya. Dengan pola pikir dan tujuan yang hampir
sama, Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah-wadah forum
komunikasi dan tempt menggembleng, menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan
bangsa yang tangguh dan merakyat. Hal semacam ini berlaku tidak saja di
Singapura dan di Indonesia saja. Sistem ini telah menjadi milik bangsa-bangsa
di dunia.
(4) Generasi
muda Indonesia mulai turut dalam pencatura aksi-aksi Tritura, dan turut berperan
dalam mematangkan situasi lahirnya Supersemar. Namun demikian, setelah era
Tritura Supersemar berlaku, sebagian kecil dari mereka cenderung menempatkan
dirisebagai oposisi “tidak resmi” dari orde baru yang justru mereka juga turut
memberi andil dalammenegakkan orde baru. Sikap oposisi yang diperlihatkan oleh
sebagian kalangan generasi muda itu, nampaknya berlatar belakang pada kurang
diberi kesempatan berperan dalam struktur pemerintahan. Atau ada unsur-unsur
lain.
(5) Dalam
program pengembangan potensi tenaga usia muda di negeri-negeri barat, antara
lain di Amerika Serikat, telah memberi kesempatan luas kepada generasi muda
untuk mengembangkan keterampilan dan potensi dirinya, melalui lembaga-lembaga
negara maupun swasta dengan fasilitas yang tersedia serba lengkap dan modern.
(6) Bangsa
Indonesia tidak mau ketinggalan dalam program pembinaan potensi tenaga muda,
agar menjadi intelektual yang cakap, tangguh dan berbudi pekerti luhur di
kemudian hari. Cara yang ditempuh, mulai dari generasi muda yang masih duduk di
SLTP/SLTA dipancing dan dirangsang kreativitasnya dalam lomba Karya Ilmiah
Remaja secara Nasional. Acara itu diasuh dan dikoordinasi langsung oleh LIPI.
Ternyata setiap tahun peserta lomba semakin bertambah jumlahnya, dengan
peserta-peserta dari seluruh provinsi di Republik Indonesia.
(7) Bidang-bidang
pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga
terampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang,
yaitu : Pendidikan Formal, Pendidikan non-Formal dan Pendidikan Informal.
(8) Dalam
proses pemberian/penerusan nilai-nilai masyarakat kepada orang muda, ada
kalanya orangtua sendiri mengalami hambatan, karena mereka sendiri belum pernah
mengalaminya, hingga tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi tersebut.
(9) Dalam
rangka menegakkan kemerdekaan, para pemuda sebagai pelopor, dan berdiri di
garis paling depan dalam melawan penjajah.
(10)
Dalam perjalanannya, bangsa dan negara
Indonesia mengalami bermacam-macam hambtan, gangguan, ancaman, maupun
penyelewengan-penyelewengan. Puncak penyelewengan adalah pecahnya peristiwa
tragedi nasional, yang kemudian terkenal dengan nama G30 S/PKI.
(11)
Menyadari akan tugasnya sebagai genersi
penerus, maka para pemuda/mahasiswa tampil kedepan untuk meluruskan kembali
cita-cita nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah Orde Lama serta
menggantinya dengan pemerintah Orde Baru yang sesuai dengan Pancasila dan UUD
1945.
(12)
Setelah tegaknya pemerintah Orde Baru
para pemuda berperan serta dalam pembangunan di segala bidang, demi tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Sumber:
Drs.Abu
Ahmadi 2009 ILMU SOSIAL DASAR Jakarta.RINEKA CIPTA Hal 148-151
Tidak ada komentar:
Posting Komentar