Jumat, 30 Januari 2015

Ilmu Sosial Dasar Pemuda dan Sosialisasi



Pemuda dan Sosialisasi

(1)   Bila dibandingkan dengan generasi sebelum dan generasi berikutnya, setiap generasi memiliki ciri-ciri khas corak atau watak pergerakan/perjuangannya. Sehubungan dengan itu, sejak kebangkitan nasional, di Indonesia pernah tumbuh dan berkembang tiga generasi yaitu generasi 20-an, generasi 45 dan generasi 66 dengan masing-masing ciri khasnya.

(2)   Ada dua regenerasi, yaitu :
a)      Regenerasi yang berlangsung alamiah. Artinya regenerasi berjalan lumrah seperti yang terjadi pada kelompok dunia tumbuhan dan hewan. Proses regenerasi ini berjalan sebagai biasa-biasa saja, berlangsung secara alami, tidak diekspos atau dipublikasikan.
b)      Regenerasi Berencana, artinya proses regenerasi ini sungguh-sungguh direncanakan/dipersiapkan. Pada masyarakat suku-suku primitif, proses regenerasi dibakukan dalam lembaga adat yang disebut Inisiasi. Oleh karena itu sistem regenerasi seperti ini lebih tepat disebut sistem Regenerasi Kaderisasi.pada hakikatnya, sistem regenerasi-kaderisasi adalah proses tempat pada kader pimpinan para suku atau bangsa digembleng serta dipersiapkan sebagai pimpinan suku atau bangsa pada generasi berikutnya, menggantikan generasi tua. Regenerasi-kaderisasi suatu suku atau bangsa, diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan eksistensi serta kesinambungan suatu generasi atau bangsa, di samping diharapkan terjaminnya kelestaria nilai-nilai budaya nenek moyang yang dimiliki.
(3)   Demi kesinambungan generasi dan kepemimpinan bangsa, pemerintah Singapura telah menetapkan suatu persyaratan-persyaratan yang ketat dan “berat” untuk memilih calon-calon kader pimpinan bangsanya. Dengan pola pikir dan tujuan yang hampir sama, Indonesia telah memiliki KNPI dan AMPI sebagai wadah-wadah forum komunikasi dan tempt menggembleng, menempa dan mencetak kader-kader dan pimpinan bangsa yang tangguh dan merakyat. Hal semacam ini berlaku tidak saja di Singapura dan di Indonesia saja. Sistem ini telah menjadi milik bangsa-bangsa di dunia.
(4)   Generasi muda Indonesia mulai turut dalam pencatura aksi-aksi Tritura, dan turut berperan dalam mematangkan situasi lahirnya Supersemar. Namun demikian, setelah era Tritura Supersemar berlaku, sebagian kecil dari mereka cenderung menempatkan dirisebagai oposisi “tidak resmi” dari orde baru yang justru mereka juga turut memberi andil dalammenegakkan orde baru. Sikap oposisi yang diperlihatkan oleh sebagian kalangan generasi muda itu, nampaknya berlatar belakang pada kurang diberi kesempatan berperan dalam struktur pemerintahan. Atau ada unsur-unsur lain.

(5)   Dalam program pengembangan potensi tenaga usia muda di negeri-negeri barat, antara lain di Amerika Serikat, telah memberi kesempatan luas kepada generasi muda untuk mengembangkan keterampilan dan potensi dirinya, melalui lembaga-lembaga negara maupun swasta dengan fasilitas yang tersedia serba lengkap dan modern.
(6)   Bangsa Indonesia tidak mau ketinggalan dalam program pembinaan potensi tenaga muda, agar menjadi intelektual yang cakap, tangguh dan berbudi pekerti luhur di kemudian hari. Cara yang ditempuh, mulai dari generasi muda yang masih duduk di SLTP/SLTA dipancing dan dirangsang kreativitasnya dalam lomba Karya Ilmiah Remaja secara Nasional. Acara itu diasuh dan dikoordinasi langsung oleh LIPI. Ternyata setiap tahun peserta lomba semakin bertambah jumlahnya, dengan peserta-peserta dari seluruh provinsi di Republik Indonesia.
(7)   Bidang-bidang pendidikan yang dapat menopang pembangunan dengan melahirkan tenaga-tenaga terampil dalam bidangnya masing-masing dapat digolongkan dalam tiga bidang, yaitu : Pendidikan Formal, Pendidikan non-Formal dan Pendidikan Informal.
(8)   Dalam proses pemberian/penerusan nilai-nilai masyarakat kepada orang muda, ada kalanya orangtua sendiri mengalami hambatan, karena mereka sendiri belum pernah mengalaminya, hingga tidak dapat memecahkan masalah yang dihadapi tersebut.
(9)   Dalam rangka menegakkan kemerdekaan, para pemuda sebagai pelopor, dan berdiri di garis paling depan dalam melawan penjajah.
(10)                       Dalam perjalanannya, bangsa dan negara Indonesia mengalami bermacam-macam hambtan, gangguan, ancaman, maupun penyelewengan-penyelewengan. Puncak penyelewengan adalah pecahnya peristiwa tragedi nasional, yang kemudian terkenal dengan nama G30 S/PKI.
(11)                       Menyadari akan tugasnya sebagai genersi penerus, maka para pemuda/mahasiswa tampil kedepan untuk meluruskan kembali cita-cita nasional yang telah diselenggarakan oleh pemerintah Orde Lama serta menggantinya dengan pemerintah Orde Baru yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
(12)                       Setelah tegaknya pemerintah Orde Baru para pemuda berperan serta dalam pembangunan di segala bidang, demi tercapainya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Sumber:
         Drs.Abu Ahmadi 2009 ILMU SOSIAL DASAR Jakarta.RINEKA CIPTA Hal 148-151

Tidak ada komentar:

Posting Komentar