Jumat, 30 Januari 2015

Ilmu Sosial Dasar Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan



PENDUDUK,MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN

1.PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN MIGRASI
     a. Penduduk dunia dan masalahnya
            Pada awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai 500 juta jiwa jumlahnya. Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat dengan cepat. Hal itu dimungkinkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk juga ilmu kedokteran yang juga berkembang.
            Berkat kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha imunitas menjadi lebih terjamin. Oleh karena itu tingkat kematian bayi-bayi yang baru lahir menjadi lebih rendah.
    b. Pendidikan dan Kesehatan di negara-negara berkembang
            1) Pendidikan
Penduduk pedesaan, terutama anak-anak usia sekolah di negara-negara berkembang di Afrika, Asia dan Amerika Latin sebagian besar tidak memperoleh kesempatan menempuh jenjang pendidikan di sekolah, akibat dari kondisi kemiskinannya.
            Suatu hasil survei UNICEF membuktikan bahwa 58% anak-anak pedesaan miskin di Delhi India, tidak bersekolah karena orang tua mereka tidak mampu membayar biaya sekolah, dan 31% terikat dalam kerja rumah tangga, termasuk merawat adik yang masih kecil. Di samping unsur tekanan ekonomi, penduduk pedesaan miskin paling sering kekurangan bangunan sekolah dan guru yang memenuhi syarat. Bahkan yang lebih tragis, desa itu tidak memiliki sekolah dasar.
            2) Kesehatan
            Penduduk usia muda pada negara-negara berkembang, amat sering kedapatan menderita kekurangan vitamin A, misalnya terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia Selatan, Asia Tenggara, seperti Birma, Srilangka, India bagian selatan, Indonesia dan Malaysia. Penderita kebutaan dan anemia pada tipe dan tingkatan tertentu.
            Penyakit-penyakit menular seperti tuberkulosis, banyak menyerang penduduk di daerah pemukiman kampung-kampung miskin di perkotaan, antara lain di Kalkuta (India) dan di Ibadan di Nigeria bagian barat (Afrika Barat). Parasit-parasit usus penyebab penyakit cacingan (Askaris) banyak diderita oleh anak-anak di perkampungan miskin di Lagos (ibukota Nigeria).
           
Bersumber dari pada konsultan kesehatan dari World Health Organization (WHO) di Zimbabwe (Desember 1983) ditemukan kurang lebih sejuta penderita penyakit lepra atau kusta di seluruh wilayah Zimbabwe. Penyakit itu menyerang penduduk pada usia produktif, antara 8 sampai 40 tahun.
2. Konsep Keseimbangan Dinamis
            Baik pertambahan penduduk yang meningkat dengan cepat atau berkurangnya penduduk secara drastis dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, akan menanggung resiko yang berat bagi negara-negara di dunia. Oleh karena itu jalan keluar imbangan dinamis. Konsep keseimbangan dinamisberarti penambahan populasi penduduk dapat terkontroldan terukur di samping dapat terpenuhi berbagaikebutuhan hidup yang menyangkut kebutuhan material maupun spiritual. Kebutuhan-kebutuhan materialberkaitan dengan konsumsisumber-sumber alam yang terpaut pada kegiatan sosial ekonomi. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan spiritual adalah kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut tentang religi, kepercayaan dan kebudayaan.
3. Pengawetan Tanah dan Air
            Fokus usaha-usaha pengawetan tanah dan air lebih dititik beratkan kepada usaha-usaha pelestarian hutan antara lain dengan sistem rotasi.
Di luar kawasan hutan usah penghijauan pekarangan, kebun jalur hijau dan taman-taman di lingkungan pada umumnya menjagakelestarian lahan pertanian di kakidan lereng pegunungan digunakan sistem sabuk lingkar gunung.
4. Peningkatan Produksi Pangan
            Program Bank Dunia periode 1985-2000 diharapkan akan menaikkan produksi pertanian sebesar 5% kredit investasi 1975-1977 dalam program peningkatan produksi pangan di negara-negara berkembang dialokasikan sebesar 7 milyar dollar, terbagi dalam 2 program yaitu Proyek Pembangunan Pedesaan dan Pembangunan Pertanian. Dari tahun ketahun alokasi kredit investasi Bank Dunia cenderung meningkat terus, sejajar dengan perkembangan pembangunan pedesaan dan pembangunan sektor pertanian di negara-negara berkembang.
5. Faktor-Faktor Dasar Kependudukan
            Yang menjadi faktor dasar terhadap perkembangan jumlah penduduk dengan berbagai akibatnya adalah :
a)      Kelahiran, yaitu besar kecilnya kelahiran disebut tingkat kelahiran.
Untuk menghitung tingkat kelahiran ini ada dua cara yaitu :
(1)   Tingkat kelahiran kasar atau Crude Birth Rute (CBR)

(2)   Tingkat kelahiran khusus pada kelompok umur tertentu atau Age Specific Birth Rate (ASBR) misalnya kelompok umur penduduk : 15-19 tahun, 20-29 tahun, dan sebagainya, dengan rumus : Jumlah kelahiran 1 tahun pada kelompok unsur atau dibagi jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu tersebut, lalu dikalikan 1000.
Dari tingkat kelahiran penduduk dapat digolongkan menjadi :
a.       Termasuk tinggi; lebih dari 30 orang/1000 penduduk.
b.      Termasuk sedang; 20-30 orang/1000 penduduk.
c.       Termasuk rendah; kurang dari 20 orang/1000 penduduk.

b)      Kematian, yaitu besar kecilnya jumlah kematin disebut tingkat kematian.
Untuk menghitung tingkat kematian ini ada dua cara, yaitu :
(1)   Tingkat kematian kasar atau Crude Death Rate
Tingkat kematian inipun dapat digolongkan menjadi :
(a)    Tergolong tinggi : lebih dari 19 orang/1000 penduduk.
(b)   Tergolong sedang : 14-18 orang/1000 penduduk.
(c)    Tergolong rendah : 9-13 orang/1000 penduduk.

(2)   Tingkat kematian khusus atau tingkat kematian pada kelompok umur tertentu, misalnya:kelompok umur dibawah 1 tahun yang disebut Infant Mortality Rate.
Untuk IMR inipun dapat digolongkan menjadi 4 yaitu:
(a)    Tergolong sangat tinggi : lebih dari 125 orang/1000 kelahiran.
(b)   Tergolong tinggi : 75-125 orang/1000 kelahiran.
(c)    Tergolong sedang : 35-75 orang/1000 kelahiran.
Tingkat kematian kelompok umur tertentu trsebut, di samping pada kelom[ok dibawah 1 tahun, juga dapat dihitung tingkat kematian pada kelompok umur tertentu yang lain misalnya : 5-9 tahun, 10-19 tahun, dan sebagainya.
Rumusnya : jumlah kematian pada kelompok umur tertentu tersebut dalam 1 tahun per jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu tersebut dikalikan 1000. Tingkat kematian pada kelompok tertentu tersebut Age Specific Death Rate.
6) Migrasi atau Perpindahan
            Perpindahan atau Migrasi ini ada 2 macam :
a)      Migrasi ke luar = out Migration = Emigrasi.
b)      Migrasi masuk = In Migration = Migrasi.
Untuk Migrasi ini dapat dihitung Migrasi Netto (migrasi bersih), yaitu jumlah dari selisih Emigrasi dengan Imigrasi per jumlah penduduk dikali 1000.
Dari Migrasi Netto inilah yang mempengaruhi pertambahan penduduk.
Migrasi/Perpindahan ini menurut lokasi atau daerah dapat dibagi menjadi :
a)      Perpindahan antar negara disebut Emigrasi/Imigrasi, untuk bertempat tinggal tetap.
b)      Perpindahan antar pulau dalam suatu negara disebut Transmigrasi(tempat tinggal tetap).
Macam-macam transmigrasi antara lain :
(1)   Transmigrasi umum
(2)   Transmigrasi spontan
(3)   Transmigrasi sektoral
(4)   Transmigrasi ABRI
(5)   Transmigrasi bedol desa dan sebagainya.

c)      Perpindahan dari desa ke kota disebut urbanisasi yang hal ini sebagian besar lebih banyak menimbulkan masalah kependudukan untuk daerah kota misalnya karena kurangnya lapangan pekerjaan maka timbul; pengangguran, volume kejahatan bertambah, gelandangan dan sebagainya.
Sebab-sebab perpindahan :
Antara lain karena alasan ekonomi, agama, politik dan sebagainya.
7) perkembangan Penduduk
            a) Bagi negara yang sedang berkembang
                 Berhubungan semakin tahun semakin besar angka kelahiran penduduk pada khususnya maka hal tersebut akan menimbulkan berbagai problema dan atau masalah penduduk. Hal ini terutama sangat dirahasiakan oleh negara-negara yang sedang berkembang.
Masalah-masalah kependudukan tersebut antara lain :
(1)   Rendahnya Income perkapita penduduk, karena belum semua sumber daya alam dapat diolah sendiri dan belum semua penduduk mendapatkan lapangan pekerjaan.
(2)   Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, karena untuk penyelenggaraan pendidikan diperlukan biaya. Dalam hal ini pemerintah belum dapat mencukupi semua fasilitas pendidikan, baik gedung, guru-guru, alat-alat sekolah dan sebagainya. Untuk ini perlu masyarakat berpartisipasi, padahal Income perkapita masyarakat relatif rendah maka tak semua orang tua dapat membiayai anak-anaknya.
(3)   Penyebaran penduduk yang tidak merata
Untuk ini antara pulau yang satu dengan pulau yang lain tak sama padatnya. Kepadatan terasa pada daerah perkotaan dan daerah yang subur, untuk Indonesia kepadatan yang sangat terasa berada di pulau Jawa dan Bali.
(4)   Tempat tinggal penduduk yang kurang memenuhi ukuran kehidupan yang layak dan higienis.
b) Bagi negara yang modern/maju
     Masalah kependudukan yang timbul tersebut bagi berbagai golongan negara adalah tidak sama. Contoh :
Bagi negara-negara yang sudah maju dengan berbagai teknologinya itu maka masalah kependudukan yang ditimbulkan antara lain :
(1)   Kurangnya tenaga kerja manusia.
(2)   Rendahnya tingkat kelahiran dan sebagainya.
8) kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Masalah Kependudukan
            Dengan adanya berbagai masalah yang timbul dari perkembangan penduduk tersebut di atas, maka setiap pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya akan mengambil dan melakukan berbagai kebijaksanaan dalam hal tersebut.
Untuk kebijaksanaan-kebijaksanaan itu antara berbagai negara dan berbagai golongan tingkatan perkembangan negara adalah tidak sama.
a)      Bagi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, kebijaksanaan ini pada umumnya disesuaikan dengan falsafah/pandangan hidup daripada bangsa di negara itu sendiri.
Khususnya pada negara-negara yang sedang berkembang melakukan kebijaksanaan dengan berbagai program, misalnya untuk Indonesia dengan melaksanakan :
(1)   Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian;
(2)   Program Industrialisasi;
(3)   Program Pendidikan Kependudukan;
(4)   Program Keluarga Berencana;
(5)   Program Transmigrasi.
b)      Tiap negara pada saat ini bekerja sama di dalam mengatasi masalah kependudukan yang pelaksanaannya menunjang kebijaksanaan kependudukan nasional.


Sumber:
Drs.Abu Ahmadi 2009 ILMU SOSIAL DASAR Jakarta. RINEKA CIPTA Hal 64-72.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar