PENDUDUK,MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
1.PERTUMBUHAN
PENDUDUK DAN MIGRASI
a.
Penduduk dunia dan masalahnya
Pada
awal zaman modern sampai kira-kira tahun 1650, penduduk dunia telah mencapai
500 juta jiwa jumlahnya. Sejak zaman inilah penduduk dunia terus meningkat
dengan cepat. Hal itu dimungkinkan oleh adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Termasuk juga ilmu kedokteran yang juga berkembang.
Berkat
kemajuan ilmu kedokteran, pemeliharan kesehatan penduduk termasuk usaha-usaha
imunitas menjadi lebih terjamin. Oleh karena itu tingkat kematian bayi-bayi
yang baru lahir menjadi lebih rendah.
b.
Pendidikan dan Kesehatan di negara-negara berkembang
1)
Pendidikan
Penduduk pedesaan,
terutama anak-anak usia sekolah di negara-negara berkembang di Afrika, Asia dan
Amerika Latin sebagian besar tidak memperoleh kesempatan menempuh jenjang
pendidikan di sekolah, akibat dari kondisi kemiskinannya.
Suatu
hasil survei UNICEF membuktikan bahwa 58% anak-anak pedesaan miskin di Delhi
India, tidak bersekolah karena orang tua mereka tidak mampu membayar biaya
sekolah, dan 31% terikat dalam kerja rumah tangga, termasuk merawat adik yang
masih kecil. Di samping unsur tekanan ekonomi, penduduk pedesaan miskin paling
sering kekurangan bangunan sekolah dan guru yang memenuhi syarat. Bahkan yang
lebih tragis, desa itu tidak memiliki sekolah dasar.
2)
Kesehatan
Penduduk
usia muda pada negara-negara berkembang, amat sering kedapatan menderita
kekurangan vitamin A, misalnya terjadi pada anak-anak di negara-negara Asia
Selatan, Asia Tenggara, seperti Birma, Srilangka, India bagian selatan,
Indonesia dan Malaysia. Penderita kebutaan dan anemia pada tipe dan tingkatan
tertentu.
Penyakit-penyakit
menular seperti tuberkulosis, banyak menyerang penduduk di daerah pemukiman
kampung-kampung miskin di perkotaan, antara lain di Kalkuta (India) dan di
Ibadan di Nigeria bagian barat (Afrika Barat). Parasit-parasit usus penyebab
penyakit cacingan (Askaris) banyak diderita oleh anak-anak di perkampungan
miskin di Lagos (ibukota Nigeria).
Bersumber dari pada konsultan kesehatan dari World
Health Organization (WHO) di Zimbabwe (Desember 1983) ditemukan kurang lebih
sejuta penderita penyakit lepra atau kusta di seluruh wilayah Zimbabwe.
Penyakit itu menyerang penduduk pada usia produktif, antara 8 sampai 40 tahun.
2.
Konsep Keseimbangan Dinamis
Baik
pertambahan penduduk yang meningkat dengan cepat atau berkurangnya penduduk
secara drastis dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, akan menanggung
resiko yang berat bagi negara-negara di dunia. Oleh karena itu jalan keluar
imbangan dinamis. Konsep keseimbangan dinamisberarti penambahan populasi
penduduk dapat terkontroldan terukur di samping dapat terpenuhi
berbagaikebutuhan hidup yang menyangkut kebutuhan material maupun spiritual.
Kebutuhan-kebutuhan materialberkaitan dengan konsumsisumber-sumber alam yang
terpaut pada kegiatan sosial ekonomi. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan spiritual
adalah kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut tentang religi, kepercayaan dan
kebudayaan.
3.
Pengawetan Tanah dan Air
Fokus
usaha-usaha pengawetan tanah dan air lebih dititik beratkan kepada usaha-usaha
pelestarian hutan antara lain dengan sistem rotasi.
Di luar kawasan hutan usah penghijauan pekarangan,
kebun jalur hijau dan taman-taman di lingkungan pada umumnya menjagakelestarian
lahan pertanian di kakidan lereng pegunungan digunakan sistem sabuk lingkar
gunung.
4.
Peningkatan Produksi Pangan
Program
Bank Dunia periode 1985-2000 diharapkan akan menaikkan produksi pertanian
sebesar 5% kredit investasi 1975-1977 dalam program peningkatan produksi pangan
di negara-negara berkembang dialokasikan sebesar 7 milyar dollar, terbagi dalam
2 program yaitu Proyek Pembangunan Pedesaan dan Pembangunan Pertanian. Dari
tahun ketahun alokasi kredit investasi Bank Dunia cenderung meningkat terus,
sejajar dengan perkembangan pembangunan pedesaan dan pembangunan sektor
pertanian di negara-negara berkembang.
5.
Faktor-Faktor Dasar Kependudukan
Yang
menjadi faktor dasar terhadap perkembangan jumlah penduduk dengan berbagai
akibatnya adalah :
a) Kelahiran,
yaitu besar kecilnya kelahiran disebut tingkat kelahiran.
Untuk menghitung tingkat kelahiran
ini ada dua cara yaitu :
(1) Tingkat
kelahiran kasar atau Crude Birth Rute (CBR)
(2) Tingkat
kelahiran khusus pada kelompok umur tertentu atau Age Specific Birth Rate
(ASBR) misalnya kelompok umur penduduk : 15-19 tahun, 20-29 tahun, dan
sebagainya, dengan rumus : Jumlah kelahiran 1 tahun pada kelompok unsur atau
dibagi jumlah penduduk pada kelompok umur tertentu tersebut, lalu dikalikan
1000.
Dari tingkat kelahiran
penduduk dapat digolongkan menjadi :
a. Termasuk
tinggi; lebih dari 30 orang/1000 penduduk.
b. Termasuk
sedang; 20-30 orang/1000 penduduk.
c. Termasuk
rendah; kurang dari 20 orang/1000 penduduk.
b) Kematian,
yaitu besar kecilnya jumlah kematin disebut tingkat kematian.
Untuk menghitung tingkat kematian
ini ada dua cara, yaitu :
(1) Tingkat
kematian kasar atau Crude Death Rate
Tingkat
kematian inipun dapat digolongkan menjadi :
(a) Tergolong
tinggi : lebih dari 19 orang/1000 penduduk.
(b) Tergolong
sedang : 14-18 orang/1000 penduduk.
(c) Tergolong
rendah : 9-13 orang/1000 penduduk.
(2) Tingkat
kematian khusus atau tingkat kematian pada kelompok umur tertentu,
misalnya:kelompok umur dibawah 1 tahun yang disebut Infant Mortality Rate.
Untuk
IMR inipun dapat digolongkan menjadi 4 yaitu:
(a) Tergolong
sangat tinggi : lebih dari 125 orang/1000 kelahiran.
(b) Tergolong
tinggi : 75-125 orang/1000 kelahiran.
(c) Tergolong
sedang : 35-75 orang/1000 kelahiran.
Tingkat kematian
kelompok umur tertentu trsebut, di samping pada kelom[ok dibawah 1 tahun, juga
dapat dihitung tingkat kematian pada kelompok umur tertentu yang lain misalnya
: 5-9 tahun, 10-19 tahun, dan sebagainya.
Rumusnya : jumlah
kematian pada kelompok umur tertentu tersebut dalam 1 tahun per jumlah penduduk
pada kelompok umur tertentu tersebut dikalikan 1000. Tingkat kematian pada
kelompok tertentu tersebut Age Specific Death Rate.
6)
Migrasi atau Perpindahan
Perpindahan
atau Migrasi ini ada 2 macam :
a) Migrasi
ke luar = out Migration = Emigrasi.
b) Migrasi
masuk = In Migration = Migrasi.
Untuk Migrasi ini dapat
dihitung Migrasi Netto (migrasi bersih), yaitu jumlah dari selisih Emigrasi
dengan Imigrasi per jumlah penduduk dikali 1000.
Dari Migrasi Netto
inilah yang mempengaruhi pertambahan penduduk.
Migrasi/Perpindahan ini
menurut lokasi atau daerah dapat dibagi menjadi :
a) Perpindahan
antar negara disebut Emigrasi/Imigrasi, untuk bertempat tinggal tetap.
b) Perpindahan
antar pulau dalam suatu negara disebut Transmigrasi(tempat tinggal tetap).
Macam-macam
transmigrasi antara lain :
(1) Transmigrasi
umum
(2) Transmigrasi
spontan
(3) Transmigrasi
sektoral
(4) Transmigrasi
ABRI
(5) Transmigrasi
bedol desa dan sebagainya.
c) Perpindahan
dari desa ke kota disebut urbanisasi yang hal ini sebagian besar lebih banyak
menimbulkan masalah kependudukan untuk daerah kota misalnya karena kurangnya
lapangan pekerjaan maka timbul; pengangguran, volume kejahatan bertambah,
gelandangan dan sebagainya.
Sebab-sebab
perpindahan :
Antara
lain karena alasan ekonomi, agama, politik dan sebagainya.
7)
perkembangan Penduduk
a) Bagi negara
yang sedang berkembang
Berhubungan semakin tahun semakin besar
angka kelahiran penduduk pada khususnya maka hal tersebut akan menimbulkan
berbagai problema dan atau masalah penduduk. Hal ini terutama sangat
dirahasiakan oleh negara-negara yang sedang berkembang.
Masalah-masalah kependudukan tersebut antara lain :
(1) Rendahnya
Income perkapita penduduk, karena belum semua sumber daya alam dapat diolah
sendiri dan belum semua penduduk mendapatkan lapangan pekerjaan.
(2) Rendahnya
tingkat pendidikan masyarakat, karena untuk penyelenggaraan pendidikan
diperlukan biaya. Dalam hal ini pemerintah belum dapat mencukupi semua
fasilitas pendidikan, baik gedung, guru-guru, alat-alat sekolah dan sebagainya.
Untuk ini perlu masyarakat berpartisipasi, padahal Income perkapita masyarakat
relatif rendah maka tak semua orang tua dapat membiayai anak-anaknya.
(3) Penyebaran
penduduk yang tidak merata
Untuk
ini antara pulau yang satu dengan pulau yang lain tak sama padatnya. Kepadatan
terasa pada daerah perkotaan dan daerah yang subur, untuk Indonesia kepadatan
yang sangat terasa berada di pulau Jawa dan Bali.
(4) Tempat
tinggal penduduk yang kurang memenuhi ukuran kehidupan yang layak dan higienis.
b) Bagi negara yang
modern/maju
Masalah kependudukan yang timbul tersebut
bagi berbagai golongan negara adalah tidak sama. Contoh :
Bagi negara-negara yang
sudah maju dengan berbagai teknologinya itu maka masalah kependudukan yang
ditimbulkan antara lain :
(1) Kurangnya
tenaga kerja manusia.
(2) Rendahnya
tingkat kelahiran dan sebagainya.
8)
kebijaksanaan Pemerintah Terhadap Masalah Kependudukan
Dengan adanya
berbagai masalah yang timbul dari perkembangan penduduk tersebut di atas, maka
setiap pemerintah yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya akan
mengambil dan melakukan berbagai kebijaksanaan dalam hal tersebut.
Untuk kebijaksanaan-kebijaksanaan itu antara berbagai negara dan
berbagai golongan tingkatan perkembangan negara adalah tidak sama.
a) Bagi
negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, kebijaksanaan ini pada
umumnya disesuaikan dengan falsafah/pandangan hidup daripada bangsa di negara
itu sendiri.
Khususnya pada negara-negara yang sedang
berkembang melakukan kebijaksanaan dengan berbagai program, misalnya untuk
Indonesia dengan melaksanakan :
(1) Program
Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pertanian;
(2) Program
Industrialisasi;
(3) Program
Pendidikan Kependudukan;
(4) Program
Keluarga Berencana;
(5) Program
Transmigrasi.
b) Tiap
negara pada saat ini bekerja sama di dalam mengatasi masalah kependudukan yang
pelaksanaannya menunjang kebijaksanaan kependudukan nasional.
Sumber:
Drs.Abu Ahmadi 2009
ILMU SOSIAL DASAR Jakarta. RINEKA CIPTA Hal 64-72.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar